Red Flag Nggak Selalu Tentang Pacar—Teman Juga Bisa

Red flag itu nggak cuma ada di hubungan romantis, lho. Kadang, red flag paling berbahaya justru datang dari… teman sendiri.
Red Flag

Kalau denger kata “red flag”, apa yang langsung muncul di pikiran kamu?

Pacar yang posesif? Mantan yang ghosting? Atau gebetan yang nggak jelas arah tujuannya?

Padahal, red flag itu nggak cuma ada di hubungan romantis, lho.

Kadang, red flag paling berbahaya justru datang dari… teman sendiri.

Teman Bisa Jadi Toxic Juga?

Yep. Dan kadang kita terlalu denial karena mikir:

“Tapi dia udah temenan dari dulu.”
“Kayaknya dia nggak sengaja deh.”
“Gue yang terlalu sensitif kali ya?”

Padahal, pertemanan yang sehat harusnya kasih kita ruang tumbuh.
Bukan bikin kita capek secara emosional.

5 Red Flag yang Sering Terjadi di Pertemanan

1. Selalu Kompetitif, Nggak Pernah Supportif

Tiap kamu cerita kabar baik, dia malah ngebandingin:

“Oh iya? Gue juga malah lebih dari itu kemarin.”

2. Datang Pas Butuh, Hilang Pas Kamu Butuh

Dia ngilang pas kamu sedih. Tapi selalu muncul kalau lagi pengen cerita (doang).

3. Ngeledek Berkedok Bercanda

Suka ngejek, tapi kalau kamu tersinggung, dia jawab:

“Eh jangan baper dong! Cuma becanda.”

4. Ngomongin Kamu di Belakang

Tapi di depan kamu manis banget.

Hati-hati: bukan teman, tapi aktor berbakat

5. Nggak Suka Kamu Tumbuh

Tiap kamu berkembang, mulai setting boundaries, atau berubah ke arah yang lebih sehat…

dia bilang kamu “sok-sokan”, atau “udah beda banget ya sekarang.”

Baca: Toxic Positivity vs Real Growth

Refleksi Mini: Gimana Rasanya Pertemanan Itu Buat Kamu?

Coba pause sebentar.

Ingat satu orang teman…

Terus jawab dalam hati:

“Setelah ngobrol atau ketemu dia, aku biasanya merasa:
A. Lebih semangat dan diterima
B. Capek, mikir berlebihan, atau nggak jadi diri sendiri”

Kalau seringnya B, bisa jadi itu pertanda kamu lagi di dalam hubungan pertemanan yang nggak sehat.

Apa yang Bisa Kamu Lakuin?

Kalau kamu mulai sadar ada red flag di circle pertemananmu, kamu bisa mulai:

  • Setting batasan sehat.
    Kamu nggak harus selalu available. Kamu punya hak atas waktu dan energimu.

  • Ngomongin perasaan kamu dengan jujur.
    Kadang mereka nggak sadar udah nyakitin. Tapi kalau tetap begitu setelah diajak ngobrol? That’s your sign.

  • Jaga jarak pelan-pelan.
    Bukan drama. Tapi bentuk cinta pada diri sendiri.

  • Cari lingkungan yang mendukung.
    Nggak harus banyak, yang penting aman dan tulus.

Ingat…

Teman itu bukan cuma soal siapa yang udah paling lama ada di hidupmu.

Tapi siapa yang tetap ingin kamu tumbuh, sambil tumbuh bareng juga.

Lanjutkan Refleksi Diri Kamu…

Kalau kamu lagi belajar mengenali batasan, kamu bisa cek juga artikel di Farhangga.com tentang cara menyembuhkan luka batin dan membangun relasi yang sehat dari dalam diri sendiri.

Share ya..
Facebook
X
Pinterest
WhatsApp
LinkedIn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel lain: